- Analis Proyeksikan Pencapaian BRI Group Semakin Mengkilap di Akhir Tahun 2022
- Telemedicine Berlanjut, Permudah Lansia Berobat Tanpa Menunggu Lama
- SARS-CoV-2 Virus Bandel Harus Ada Vaksin Durasi Kekebalan 5 Tahun ===(SUB)
- Lebih Sehat Mana, Mandi dengan Air Dingin atau Hangat?
- Apakah Covid-19 jadi Penyakit Biasa di Masyarakat? Ini Kata Ahli
- Wabup Paser Bagikan Bendera Pada Masyarakat
- Edarkan Sabu, Pasutri di Desa Laburan Baru Diringkus Polisi
- SDN 011 Balkot Dikunjungi Duta LH Balikpapan
- 10 Bangunan Ditempati Warga Disegel Bea Cukai
- Meriakan HUT RI Ke-77, Pemkot Izinkan Jalan Santai Digelar


Virus Mematikan Terdeteksi pada Kelinci, Bisakah Tulari Manusia?
VIRUS yang sangat menular dan mematikan pada kelinci ditemukan di Ontario, Kanada. Virus ini teridentifikasi kali pertama menyerang kelinci.
Dua kasus virus penyakit hemoragik kelinci yakni 2(RHDV-2) dilaporkan sebelumnya pada bulan Juni di Lambton County, Ontario barat daya. Sebelumnya tercatat di Alberta, B.C. dan Quebec.
“Ini adalah pertama kalinya RHDV-2 didiagnosis di Ontario,” kata Badan Inspeksi Makanan Kanada (CFIA) dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari CTVNews. ca, Rabu (29/6).
Asal usul infeksi belum diketahui saat ini. Kelinci peliharaan yang terinfeksi berada di rumah yang sama, yang ditempatkan di bawah karantina setelah diagnosis.
“Investigasi telah selesai dan tidak ada kontak berisiko tinggi yang dapat mengakibatkan penyebaran penyakit dari kasus ini,” kata juru bicara CFIA.
Bagaimana Gejalanya?
CFIA bekerjasama dengan provinsi dan terus memantau situasi. Menurut CFIA, penyakit hemoragik kelinci adalah penyakit virus yang tiba-tiba, sangat menular, dan fatal.
Cara penularannya menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh, kotoran, dan benda yang terinfeksi. Gejala termasuk demam, kehilangan nafsu makan, bercak darah
di mata, keluarnya cairan berbusa dan berdarah dari hidung, serta tanda-tanda neurologis seperti sulit berjalan dan kelumpuhan.
“Setelah terpapar virus, kelinci biasanya sakit dalam satu hingga lima hari,” kata pernyataan resmi.
“Kematian biasa terjadi setelah beberapa saat sakit. Kematian juga bisa terjadi tiba-tiba tanpa tanda-tanda,” lanjut pernyataan itu.
CFIA mengatakan, kelinci peliharaan dan ras Eropa paling berisiko terinfeksi. Siapa pun yang mencurigai kelinci mereka sakit dengan penyakit hemoragik kelinci harus segera menghubungi dokter hewan.
Bisakah Menulari Manusia?
Kabar baiknya, penyakit hemoragik kelinci tidak diketahui memengaruhi manusia atau spesies lain. Cara terbaik bagi pemilik dan produsen untuk melindungi kelinci mereka adalah dengan secara rutin mengikuti langkah-langkah biosekuriti yang ketat.
Langkah-langkah tersebut termasuk mendisinfeksi peralatan secara menyeluruh dan membatasi kontak dengan hewan. Vaksin penyakit hemoragik kelinci tersedia di Eropa dan AS, tetapi tidak disetujui secara komersial di Kanada.
Daging kelinci yang terinfeksi penyakit hemoragik kelinci diklaim aman dan tidak diketahui menyebabkan penyakit pada manusia. RHDV-2 juga dapat ditularkan pada pakan segar atau pakan ternak dan jerami yang berasal dari endemi. (jpc/cal)
