- Analis Proyeksikan Pencapaian BRI Group Semakin Mengkilap di Akhir Tahun 2022
- Telemedicine Berlanjut, Permudah Lansia Berobat Tanpa Menunggu Lama
- SARS-CoV-2 Virus Bandel Harus Ada Vaksin Durasi Kekebalan 5 Tahun ===(SUB)
- Lebih Sehat Mana, Mandi dengan Air Dingin atau Hangat?
- Apakah Covid-19 jadi Penyakit Biasa di Masyarakat? Ini Kata Ahli
- Wabup Paser Bagikan Bendera Pada Masyarakat
- Edarkan Sabu, Pasutri di Desa Laburan Baru Diringkus Polisi
- SDN 011 Balkot Dikunjungi Duta LH Balikpapan
- 10 Bangunan Ditempati Warga Disegel Bea Cukai
- Meriakan HUT RI Ke-77, Pemkot Izinkan Jalan Santai Digelar


Penyulingan Limbah Plastik Jadi Bahan Bakar
Terkendala Dana, Uji Lab Belum Bisa Dilakukan 
KREATIF: Ketua RT 47 Telaga Sari Suratmin memperlihatkan bahan bakar hasil penyulingan dari limbah plastik yang diciptakannya.
balikpapanPos-online.co.id- Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) diperlihatkan oleh Ketua RT 47 Kelurahan Telaga Sari, Balikpapan Kota (Balkot) Suratmin dengan memanfaatkan sampah kemasan plastik menjadi bahan bakar.
Untuk kandungan bahan bakar yang dihasilkan belum dapat diketahui secara pasti. Dikarenakan harus lebih dulu melalui uji laboratorium. Namun nampaknya dalam waktu dekat ini tak bisa kapan direalisasikan pengujian.
“Ya itu penyulingan limbah plastik menjadi minyak itu, sementara ini kami belum memeriksakan ke uji lab, karena terkendala masalah dana,” kata Ketua Pos Pelayanan Teknologi (Posyantek) Kecamatan Balikpapan Kota, Agus Firmansyah saat dikonfirmasi Balikpapan Pos, kemarin.
Agus melanjutkan, terkait pendanaan itu menjadi persoalan utama. Mengingat untuk melakukan uji laboratorium merogoh kocek yang cukup besar. Sehingga mengharapkan adanya keterlibatan pihak ketiga nantinya.
“Kalau memang ada pihak ketiga ini bisa sharing untuk suport dananya. Karena cukup mahal juga untuk uji lab itu. Terus terang saja, kami tak memiliki dana yang cukup,” sambungnya.
Dirinya menerangkan, jika dalam waktu dekat ini ada pihak ketiga yang siap menyuport dana, maka dipastikan akan dilakukan uji coba laboratorium secepatnya. Sehingga diketahui kandungan minyaknya.
“Kalau memang ada dana, atau pihak ke tiga bisa sponsori kegiatan itu usahakan uji coba lab. Biar kita bisa tahu sampai mana kandungan minyaknya. Kalau ada CSR (Corporate Social Responsibility) ya Alhamdulillah, mereka bisa jadi pembina kita,” terang Agus.
Sementara itu, guna mendapatkan dukungan perusahan, sekiranya pihak kecamatan dapat turut membantu untuk mendorong perusahaan menyuport. Mengingat pihak kecamatan merupakan wewenang tertinggi.
“Ya bisa melibatkan unsur kecamatan. Karena biar bagaimana pun mereka (kecamatan) sebagai wewenang tertinggi kecamatan. Jadi kalau perusahaan itu ada di wilayah kecamatan tersebut, mereka harus suport ya istilahnya mendorong ke arah sana, supaya bisa membantu,” harapnya.
Sebelumnya Suratmin menerangkan, destilasi atau penyulingan dengan memanfaatkan limbah plastik menjadi bahan bakar, pada dasarnya untuk membangun rasa kepedulian warga menjaga kebersihan lingkungan, dan diharapkan dapat mendaur ulang sampah. Sehingga sampah yang terbuang di TPA Manggar hanya residunya saja.
“Dalam benak saya, berupaya untuk mengendalikan sampah plastik menjadi bahan siap guna. Ini juga supaya warga mempunyai rasa kepedulian terhadap lingkungan, khususnya sampah plastik. Karena kepedulian dengan lingkungan bukan hanya menciptakan bersih dan indah, tetapi juga harus pandai memanfaatkan limbah menjadi nilai lebih berguna,” tutupnya. (wal/rus)
