- Tugu Jam Pemkot
- Akibat Galian Pipa Gas,Pipa PDAM Km 5,5 Jebol
- Dewan Minta Pemkot Bersama Bulog Gelar Operasi Pasar
- 12 Tim Siap Tampil Lomba Gerak Jalan
- Wali Kota Beri Solusi Sementara bagi Warga GPA
- Residivis Kambuhan Dituntut 2 Tahun Penjara
- Akibat Tidak Terima Keluarga Dilecehkan
- Kebakaran di Transad, Dua Lansia Tewas
- Puskesmas Prapatan PSN DBD di RT 27
- Sosialisasi Pola Asuh Basting Kecamatan Balkot

Penyakit DBD Melonjak hingga 1.651 Kasus
Sebabkan 4 Anak Meninggal Dunia 
ANTISIPASI: Kepala DKK Balikpapan dr Andi Sri Juliarty saat berdialog dengan warga untuk mengantisipasi penyakit DBD dengan kegiatan PSN. (dayat)
BALIKPAPAN – Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan, dr Andi Sri Juliarty mengungkapkan jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di kota minyak terhitung dari awal Januari hingga September 2023 tercatat telah mencapai 1.651 kasus.
Hal tersebut disampaikan dr Dio sapaan akrabnya saat melakukan kunjungan bersama Wali Kota Balikpapan meninjau berbagai kegiatan kerja bakti massal (KBM) dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) DBD di beberapa kelurahan di Balikpapan. Minggu (17/9).
Dalam kasus tersebut kata dr Dio, rata-rata penderitanya adalah anak-anak, hingga menelan korban meninggal pada 4 orang anak .
“Kalau melihat data ditahun sebelumnya dengan priode bulan yang sama jumlahnya mengalami kenaikan drastis, yang pada tahun lalu mencapai 1.400 kasus DBD,”sebut dr Dio.
Lanjutnya lagi, dalam kasus DBD sebelumnya itu terdapat pergeseran wilayah penyebaran, yang mana di tahun sebelumnya peta penyebaran terbanyak terdapat di wilayah Balikpapan Selatan kini bergeser ke Wilayah Balikpapan Kota dan Balikpapan Utara.
Untuk menekan kasus ini, pihaknya telah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh instansi dan masyarakat untuk melakukan kerja bakti massal (KBM) dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan beberapa metode yang telah dikenal selama ini yakni 3M plus (menguras, menutup dan mengenal kelambu air) agar jentik tidak tumbuh kembang. “Termasuk memasarkan masyarakat menggunakan lavarsida (abate), menanam lavender, membuat ovitrap. Semua cara kita lakukan kita mencegah. Dan tetnunya seperti hari ini kita cek kembali di lapangan apakah sudah dilaksanakan atau belum,” terangnya.
Untuk pendistribusian kelambu, DKK Balikpapan menyalurkan sebanyak 500 unit di seluruh kelurahan di Balikpapan. Akan tetapi tak hanya mengandalkan bantuan tersebut. Pihaknya menginginkan kemandirian warga untuk membuat sendiri kelambu serupa. Yang mana selain dapat di gunakan sendiri juga dapat di jual kepada warga lainnya.
“Modalnya murah hanya dengan modal Rp 14 ribu aja untuk satu kelambu air ini,” tuturnya.
Sementara itu terkait dengan ketersediaan bubuk abate, tambah dr Dio, saat ini pihaknya masih memiliki stok sebanyak 200 kg dan sudah mendistribusikan ke puskesmas melalui ke kader-kader.
Namun ketika disinggung dengan upaya fooging pihaknya menjelaskan jika upaya tersebut merupakan upaya terakhir pihaknya, yang artinya lebih menekankan tindakan pencegahan lainnya. “Disini kami tegaskan kembali kalau fooging merupakan upaya terakhir bukan pertama. Yang pertama itu 3M plus dan upaya-upaya masyarakat,”tegasnya. (day/han)
