- Efektifkan Pengurusan SIKA, Kilang Pertamina Unit Balikpapan Resmikan Shelter SIKA Satelit
- Tugu Jam Pemkot
- Akibat Galian Pipa Gas,Pipa PDAM Km 5,5 Jebol
- Dewan Minta Pemkot Bersama Bulog Gelar Operasi Pasar
- 12 Tim Siap Tampil Lomba Gerak Jalan
- Wali Kota Beri Solusi Sementara bagi Warga GPA
- Residivis Kambuhan Dituntut 2 Tahun Penjara
- Akibat Tidak Terima Keluarga Dilecehkan
- Kebakaran di Transad, Dua Lansia Tewas
- Puskesmas Prapatan PSN DBD di RT 27

Lifter Kota Minyak Raih Emas di Kejuaraan Dunia
Butuh Perhatian Khusus, Prestasi Belum Terputus .jpg)
BERJAYA: Lisa Setiawati saat sukses mempersembahkan emas bagi Indonesia pada kejuaraan Dunia Angkat Besi Thailand. Lukman bersama Lisa saat memperkuat Kaltim di PON 2016 Jawa Barat.
Lisa Setiawati berhasil membanggakan Balikpapan. Satu dari beberapa nama yang meraih tinta prestasi di level dunia melalui cabor angkat besi. Dia berhasil meraih satu emas dan satu perunggu di Kejuaraan Dunia Angkat Besi di Pattaya, Thailand.
HAMDAN
BALIKPAPAN tampaknya tak pernah kehilangan atlet berkualitas. Terutama di cabang olahraga angkat besi. Sederet nama telah berjaya di level dunia. Mulai dari Eko Yuli Irawan yang namanya bersinar di Olimpiade 2008 Beijing dan London 2012 dengan raihan perunggu hingga Triyatno peraih perunggu di Beijing dan perak saat tampil di London. Hanya saja, tersisa Triyatno yang masih membela Kota Minyak, sementara Eko Yuli memilih mutasi untuk membela daerah lain.
Pun begitu nama baru kembali muncul. Kini Lisa Setiawati sukses meraih tinta prestasi di level dunia. Lifter Kota Minyak tersebut berhasil meraih satu emas dan satu perunggu pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi di Pattaya, Thailand. Bermain di kelas 45 kg, total 165 kg angkatan berhasil ditaklukkannya. Tentu prestasi gemilang ini memastikan Kota Beriman tidak pernah kehabisan atlet.
Kedigdayaan tersebut memang bukan tanpa alasan. Tangan dingin Kabid Bidang Angkat Besi di PABBSI Balikpapan, Lukman yang membuat Balikpapan menjadi salah satu daerah penghasil atlet berkualitas. Eko Yuli dan Triyatno merupakan dua atlet yang berhasil di gembleng menjadi atlet dunia. Termasuk Lisa, dia menyulapnya menjadi atlet berkualitas sejak didatangkan 2010 dari Jawa Barat.
“Dia datang 2010 lalu, karena melihat prestasi luar biasa Balikpapan. Makanya Lisa mau bergabung. Tak ada iming-imingan apapun, dia memang berniat untuk ikut saya ke Balikpapan,” kenang Lukman.
Tak hanya kemampuan dirinya, untuk berprestasi hal yang sangat mendasar yakni program latihan berkelanjutan dengan ditunjang kebutuhan nutrisi dan kwalitas makanan atlet juga harus dominan serta kebutuhan suplemen.
“Yang paling penting adanya dukungan fasilitas latihan yang memadai dan adanya perhatian khusus melalui dana pembinaan bagi atlet yang berprestasi di internasional agar mereka bersemangat,” katanya.
Sejak memperkuat Kota Minyak, sederet prestasi diberikan Lisa. Pada tahun pertamanya langsung memberikan satu emas di pagelaran Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) di Bontang. Dua tahun berikutnya sukses mempersembahkan perak di Pekan Olahraga Nasional (PON) Riau. Prestasi tersebut berlanjut di dua edisi Porprov di Samarinda 2014 dan Kutai Timur 2018, Lisa sukses meraup emas. Termasuk di PON 2016 Jawa Barat, lagi-lagi medali perak dihasilkan. “Lisa memang punya potensi. Dia punya kemauan untuk berprestasi walaupun dalam keadaan minim bantuan diterimanya. Tekad tersebut yang membuatnya bisa merasakan keberhasilan hingga sekarang ini,” tambah Lukman.
Berhasil menciptakan atlet berkualitas bagi Balikpapan termasuk Indonesia, keharmonisan tersebut telah berakhir. Sejak 2017 lalu, Lukman telah direkrut Thailand. Kepindahannya ke negeri gajah putih tersebut bukan tanpa alasan, kurang perhatiannya pemerintah terhadapnya menjadi penyebab. Di Thailand dia jauh lebih diperhatikan.
“Manusiawi karena saya punya keluarga jadi harus membiayai mereka,” singkatnya.
Dia pun berharap apa yang dialaminya tidak terjadi pada atlet Kota Minyak. Dia berharap perhatian khusus bisa diberikan agar mereka lebih nyaman dan semangat dalam menciptakan prestasi. “Tak hanya Lisa, tapi atlet angkat besi lainnya patut diperhatikan,” tambahnya.
Senada dengan Lukman, Lisa menambahkan pengurus KONI Balikpapan ataupun Pengcab harus lebih memperhatikan kesejahteraan atletnya. Sebelum dirinya, sudah ada atlet Kota Minyak lainnya meraih juara ditingkat dunia seperti Eko Yuli dan Triyatno.
“Jadi sebaiknya KONI daerah ataupun provinsi harus bisa memperhatikan kesejahteraan atlet. Termasuk saya yang sudah membela Kaltim hampir sembilan tahun,” ujarnya.
Ya, satu emas yang didapat di Thailand memang menjadi pembuktian bagi Lisa. Bahkan prestasi tersebut didapat untuk pertama kalinya di level dunia. Rasa bangga dan sedih bercampur aduk menjadi satu.
“Ini pertama kalinya berjaya di tingkat dunia. Medali ini buat masyarakat Indonesia,” katanya.
Kini Lisa kembali menjalani pemusatan latihan nasional (Pelatnas) di Jakarta untuk bersiap menghadapi SEA Games 2019 di Filipina. “Prestasi yang didapat ini menjadi modal bagus untuk bisa tampil di SEA Games. Karena setiap atlet pasti ingin dapat medali dan semuanya saya serahkan kepada tuhan,” pungkasnya. (*/rus)
