- Kinerja Cemerlang Bisnis Treasury
- Stunting Disebabkan Kurang Gizi, Buruknya Sanitasi, Lingkungan dan Air Tidak Bersih
- Bahas Kerawanan Tahapan Pemilu 2024
- Polisi Kembali Terapkan Tilang Manual
- Bupati Fahmi : Pemda Diminta Pelajari Transformasi Ekonomi Digital
- Jajanan Pasar Bu Eka, Murah dan Enak
- PPS Kelurahan Teritip Gelar Pleno DPSHP
- Dishub Terus Lakukan Pengawasan SE Wali Kota
- Rutan Balikpapan Laporkan Akun Fake Ke Polda Kaltim
- Penutupan Jalan Timbulkan Kemacetan


Komitmen Bangun Budaya Digital

JAKARTA - Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim Sri Wahyuni menjelaskan mengapa setiap pemimpin perlu mengetahui tentang digital leadership atau kepemimpinan digital, mengapa dan untuk apa?
Penegasan itu disampaikan Sri Wahyuni saat menjadi keynote speaker, sekaligus membuka Pelatihan dan Sertifikasi Government Chief Information Officer (GCIO) Kepala Perangkat Daerah Pemprov Kaltim tahun 2023, yang dilaksanakan olah Dinas Komunikasi dan informatika Provinsi Kaltim bekerja sama Inixindo Bandung, di Hotel Mercure Jakarta Selatan, Selasa (23/5).
Dikatakan seorang pimpinan (kepala) OPD tentu mempunyai staf, punya staf jabatan fungsional dan punya staf IT yang mengurusi digital.
Menurut dia, tugas terkait IT itu seringkali selalu dibebankan hanya kepada staf yang menangani IT.
Diakuinya, untuk saat sekarang ini Kaltim menjadi tertinggal, sebab kalah cepat dan tidak bisa merespon dengan baik kalau kepala perangkat daerah bukan hanya tidak memahami digitalnya tapi kepemimpinan digital.
"Oleh karena itu, seorang pimpinan harus memiliki komitmen untuk membangun budaya kerja," tegasnya dikutip IG @pemprov_kaltim.
Dikatakan, banyak informasi tentang kepemimpinan digital, tapi apa sebenarnya kepemimpinan digital dan kepemimpinan digital ini tidak hanya kepada mereka yang punya jabatan.
Siapapun lanjutnya, bisa menerapkan kepemimpinan digital, baik eselon II, eselon III ataupun ITnya.
"Ada 4 hal yang saya ingin sampaikan dalam ini, yakni kalau kita bicara leadership, kita bicara ruang besarnya dulu atau transformasi digital," ujarnya.
Selanjutnya, diawali transformasi digital, maka masuk kepemimpinan digital. Namun bagaimana penerapan digital leadership bagi perangkat daerah.
Dan terakhir apa yang menjadi atensi bagi penerapan digital leadership.
"Bicara tentang transformasi digital, ada banyak literasi, literatur yang menyebutkan tentang transformasi digital, yang paling sederhana konsepsi atau definisi tentang transformasi digital yaitu ketika organisasi perangkat daerah, mendapatkan manfaat yang kompetitif melalui teknologi," ungkapnya.
Kalau ini dilakukan, ujarnya, berarti ini esensinya sudah pada transformasi digital, dan selama ini teknologi yang digunakan sudah memberi manfaat bagi perangkat daerah.
"Tapi sudah memberi manfaat kompetitif tidak, apakah dia hanya sekedar alat untuk trend saja," tanyanya.
Saat ini lanjutnya setiap perangkat daerah punya website dan aplikasi layanan, serta digitalisasi layanan publik.
Tapi ketika itu tidak memberikan manfaat yang kompetitif kepada organisasi perangkat daerah, berarti itu belum membuat kita bertransformasi digital," paparnya.(*/han)
